BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Istilah
pengelolaan sering diidentikan dengan istilah manajemen. Manajemen pengelolaan adalah suatu kemampuan dan
keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain
dalam mencapai tujuan dan organisasi.
Pengelolaan di artikan sebagai rangkaian pekerjaan
atau usaha yang ddi lakukan oleh sekeelompok orang untuk melakukan serangkaian
kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Manajemen pengelolaan sekolah sangatlah
penting dalam organizing sekolah, sebab jika dalam sekolah itu tidak ada
manajemennya maka sekolah tersebut tidak bisa mengelola sekolah dengan baik.
Suatu
sekolah berdiri dengan sukses berdasarkan pengelolaan sekolah itu sendiri,
pengelolaan sekolah atau manajeman yang dikelola oleh seorang kepala sekolah,
dan staf-staf sekolah adalah kunci utama untuk mewujudkan sekolah yang efektif
efesien, terstruktur juga terencana. Hal ini tidaklah mudah karena untuk
menjalankan suatu organisasi manajemen sekolah harus memenuhi kriteria
tertentu, selain itu juga manajemen bukan hanya untuk dirinci dan ditulis saja
namun juga harus dilaksanakan untuk mencapai efesiensi dan efektivitas dalam
manajeman, maka segala tindakan harus dilaksanakan berdasarkan perhitungan yang
rasional serta memiliki fungsi yang
berkaitan dengan sekolah, agar perencanaan dan pelaksanaan manajemen sekolah
berjalan dengan lancar dan wajar, maka proses pelaksanaan hendaknya berdasarkan
prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai pedoman dalam manajemen pendidikan
tersebut.
Oleh sebab itu, dalam sekolah harus memiliki suatu
manajemen pengelolaan sekolah yang baik. Agar sekolah tersebut dapat berjalan
dengan baik dalam membuat rencana (planning), organizing,
coordinating/koordinasi, controlling/pengawasan, dan staffing.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa
konsep dasar dan pengertian manajemen sekolah?;
2.
apa
fungsi dari mamajemen sekolah?;
3.
bagaimana
prinsip-prinsip manajemen?;
4.
apa
saja penggolongan kegiatan sekolah?.
C. Tujuan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. konsep dasar dan
pengertian manajemen sekolah;
2. fungsi-fungsi dasar
manajemen sekolah;
3. prinsip-prinsip
manajemen sekolah;
4. penggolongan kegiatan
sekolah.
D. Kegunaan Makalah
Maklah
ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara
praktis. Secara teoritis makalah ini digunakan sebagai pembelajaran dan
pemahaman pengelolaan sekolah. Sedangkan secara praktis diharapkan bermanfaat
penulis dan pembaca, untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan keilmuan
khususnya tentang pengelolaan sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar dan
Pengertian Manajeman
Di Indonesia penggunaan istilah manajemen
itu dipandang lebih “mentereng” atau “keren’ daripada istilah administrasi ini
telah umumdisamakan dengan istilah ketata-usahaan, bahkan lebih sempit lagi yaitu
kewajiban membayar sesuatu terhadap suatu kantor tertentu atau untuk keperluan
membayar honorarium pada seorang yang telah selesai bertugas dengan istilah
yang popular “penyelesaian administrasi”. Hal ini adalah pengaruh dari
penggunaan istilah administrasi yang turun temurun dari zaman pemerintahan
panjajah Belanda.
Menurut Walter S. Monroe memberi batasan pengertian manajemen
sebagai berikut:
Educational
administratiton is the direction,control and manajement of all matters
pertaining to schoolaffairs, including business administration, since all
aspects of school affairs may be considered and carried on for education ends.
(Walter S. Monroe, et al.,Encyclopedia of educational Research, 1952:7)
Dari batasan diatas jelas, bahwa manajemen merupakan bagian dari administrasi,
dengan kata lain administrasi lebih luas dari pada manajemen, Dari pengertian diatas
dapat dijelaskankan:
a.
direction
Adalah garis
kebijaksanaan umum atau pengarahan sebagai pedoman dalam usaha mencapai tujuan
yang berpusat pada kegiatan:
1. pengembangan
kurikulum;
2. supervisi;
3. penataran-penataran
atau “in survice education” bagi para guru yang bertugas disekolah.
b.
control
Merupakan salah
satu usaha dalam pelaksanaan dalam rangka meluruskan usaha-usaha
penyelenggaraan sekolah yang disertai dengan kegiatan penilaian yang objektif. Fungsi
pengawasan ini merupakan jembaatan antara kegiatan “direction” dan “manajement”
yang merupakan pengamanan, pemeliharaan dan pengembangan.
1.
Pengamanan bermakna, bahwa garis
kebijaksanaan yang sudah ditentukan atas dasar musyawarah hal ini telah
terlakasana dengan baik dan tidak ada penyelewengan dari garis kebijaksanaan,
serta tidak ada pemborosan tenaga, waktu dan material.
2.
Pemeliharaan, bermakna sebagai proses
penyelenggaraan kerjasama antar manusia disekolah itu, tetapi terarah pada
efesiensi dan efektivitas.
3.
Pengembangan bermakna hal-hal yang
positif, baik ide atau hasil pekerjaan, secara kelompok dikembangkan pada
tercapainya tujuan program sekolah yang baik. Disamping itu memperbaiki hal-hal
yang kurang baik.
c.
manajement
Istilah ini
berasal dari bahasa latin, perancisdan italia, yaitu: manus, mano,
manage/menege, meneggiare.
Maneggiare berarti melatih kuda agar kaki kuda itu melangkah dan
menari seperti dikehendaki pelatihnya.
Olive
sheldon memberi batasan manajemen sebagai berikut : management may be defined
as the proces by which the executional of a given purpose is put into operation
and supervised.
Pengertian ini
lebih menekankan bagaimana pelaksanaan tujuan itu dapat dilaksanakan dan
dibina. C.Canby Balderton memberi batasan sebagai berikut: management is
stimulating, organizing, and directing f
human effort to utilize efectively materials and facilities to attain and
objective.
Batasan ini
lebih menekankan pada fungsi-fungsi manajemen melalui perangsangan
pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia dalam rangka pemanfaatan
fasilitas secara efektif untuk mencapai tujuan.
Maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai usaha pimpinan sekolah
untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah melalui
usaha orang lain, dengan proses dan prosedur, perangsangan, pengorganisasian,
penghargaan dan pembinaan pada pelaksanaan dengan pemanfaatan material dan
fasilitas.
B.
Fungsi Manajemen Sekolah
Untuk mencapai efesiensi serta efektivitas dalam manajemen, maka
segala tindakan dan kegiatan sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan atau
perhitungan yang rasional. Fungsi manajeman itu merupakan pemuatan pengarahan
mental (pikiran, kemauan dan perasaan) dan tenaga jasmaniah untuk mewujudkan
sesuatu sebagai sasaran.
Fungsi-fungsi
manajemen antara lain:
1.
perencanaan
(planning);
2.
pelaksanaan
(execusional);
3.
penilaian
(evalution).
(JF. Tahalele dan Soekarto Indrapahrudi, kepemimpinan
pendidikan:1975:36)
Sedangkan
menurut Henry Fayoln ada lima:
1.
perencanaan;
2.
pengorganisasian;
3.
pemberian
perintah;
4.
pengkoordinasian;
5.
pengawasan
.
Dalam proses kegiatan pendidikan di sekolah fungsi manajwemen
sebagai pedoman untuk setiap langkah pelaksanaan pekerjaan disekolah. Langkah-langkan
ii sebagai alat untuk mengatur sumber yang berupa manusia dan non manusia yang
ada didalam lingkungan sekolah.
Menurut Prof.J.F. Tahalele, MA. Ada dua unsur dalam kegiatan
penyelenggaraan sekolah yaitu:
1. “Human elements”
(unsur-unsur manusia)
Yaitu anak-anak, orang tua, guru dan para pegawai serta pekerja
lainnya, kepada inspekti pengajar atau pendidikan, pekerja pengawas-pengawas
pendidikan, kepala perwakilan pendidikan dan kebudayaan, juga para individu
lainnya dalam masyarakat.
2. “Material elements”
(unsur-unsur kebendaan)
a. Uang, gedung,
tanah, perlengkapan, dan alat-alat pengajaran;
b. Ide-ide,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, peraturan-peraturan, keinginan-keinginan
masyarakat, kebutuhan-kebutuhan lainnya.
(J.F. Tahalele dan
Soekarno Indrafachrudin, kepemimpinan pendidikan,1975;38)
Archbald
B. Shaw secara ringkas memberi suatu gambaran tentang pengelolaan pendidikan disekolah
sebagai berikut:
Manajemen
pendidikan disekolah mempertumbhkan kegiatan yang bersifat khusus,yaitu
pendidikan dan pengajaran, yang merencanakan, mengorganisisr, dan memimpin
sumber-sumber manusia dan barang-barang untuk membantu pelaksanaan agar mampu
melaksanakan sittuasi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan sekolah
tersebut, disamping itu pila disesuaikan baik dengan kebutuhandan minat siswa,
guru-guru maupun dengan warga yang ada dilingkungan masyarakat didaerah
tersebut. Halitu merupakan kegiatan yang memberi kemungkinan adanya perubahan
yang lebih baik dan menakjubkan, asal ada kesiapan dari para siswa dan didukung
dengan keterlibatan guru yang berkemampuan (kompeten) yang memberi pengalaman
yang cocok dalam lingkungan sekolah tersebut.
C.
Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan
Agar proses perencanaan dan pelaksanaan administrasi berjalan
dengan lancar hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai
pedomandalam manajemen pendidikan tersebut.
Harl R. Douglass, A.M.Ph.D merumskan tentang prinsip-prinsip
manajement pendidikan sebagai berikut:
1. Memprioritaskan
tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
Tujuan dari
suatu organisasi, merupakan titik akhir yang berkedudukan penting, karena itu
tujuan harus disadari dan dihayati oleh para pelaksananya. Hal tersebut harus
ditandaskan kepada mereka, karena mereka sering kehilangan arah terhadap tujuan
umum, apaabila ia setelah terlibat engan tugasnya. Mereka lupa akan fungsi
organisasi, yang sebenarnya hanya sebagai alat atau wadah saja.
Bernard Shaw
menyatakan bahwa “one who having lost sigh of his objectives, redoubles his
efforts”. Sebagai contoh kadang-kadang kita terlibat pada masalah-masalah kecil
dalam mengajarkan suatumata pelajaran, sehingga matapelajaran itu seolah
tujuan. Padahal mata pelajaran itu hanya sebagai alat belaka bagi perkembangan
individu anak. Karena itu kepala sekolah hendaknya selalu mengadakan pembinaan
kepada mereka, agar mereka tidak kehilangan arah.
Karena tujuan
itu dijiwaioleh filsafat yang dianut oleh sekolah maka semua perkembangan
sekolah itu hendaknya direncanakan dan diabadikan untuk filsafat tersebut.
Dengan demikian ada keharmonisan antara dasar dan tujuan, sehingga organisasi
dan prosedur ditentukan oleh dasar dan tujuan tersebut. Karena itu pula tentang
tujuan operasional kurikuler dan mata pelajaran (intruksional) haruslah
dirumuskan dengan seksama agar tidak menyimpang dari tujuan sekolah itu
sendiri.
2. Mengkoordinasi
wewenang dan tanggung jawab.
Kalau orang
ingin melihat hasil tanggung jawab seseorang teradap pekerjannya, maka ia harus
diberi wewenang seseorang terhadap pekerjaannya, makaia harus diberi wewenang
dan kesempatan yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam tempat
pekerjaannya.
Apabila
seseorag ketua bidang studi bertanggung jawab memajukan pengajaran dalam
bidangnya, maka ia harus mendapat bantuan dari kepala sekolah dan pengawas,agar
tetap berwibawa dihadapan para guru
dalam bidang studi tersebut. Dan apabila ia kompeten dalam melakukan
tugas-tugasnya, maka harus diberi kekuatan dqan kesempatan yang lebih baik,
sehingga ia dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik.
3. Penyesuaian tanggung jawab yang diberikan kepada
personil sekolah sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
Tanggung yang diberikan
pada seseorang harus sesuai dengan bakat-bakatnya, latihan-latihan yang pernah
diperolehnya dan pegalaman yang pernah dialaminya karena itu ada dua aspek yang
harus diperhatikan oleh seorang pemimpin sekolah yaitu;
a.
Tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan orang itu.
b.
Pemanfaatan sebaik-baiknya yang ada pada personil.
4.
Pengenalan faktor-faktor psikologis manusia.
Agar pemimpin
tidak mengalami kesalahan serius (blumder), maka faktor-faktor manusia ini yang
harus dipahami benar-benar. Dalam setiap situasi, kerjasama, setiap individu
itu memerlukan adanya kemauman, ambisi, prasangka, dan sebgainya, hal-hal yang
peka ini perlu diketahui oleh seorang
pemimpin.
Demikianlah
dalam merumuskan “policy” atau prosedur, hendaknya tidak hanya mempertimbangkan
pada pengaruh yang tidak langsung yang berupa sikap-sikap dari orang-orang yang
terlibat dalam pelaksanaan harus juga mendapat perhatian yang sebaik-baiknya.
Banyak contoh
dalam tugas sehari-hari, yang karena sesuatu tindakan yang kurang bijaksana
dari pimpinan menjadikan situasi kerjasama rusak sama sekali, seperti pemberian
hadiah atau “in centive” pemberian kesempatan dengan seorang yang dengan
alasan-alasan yang tidak bisa diterima oleh orang banyak.
Karena itu agar
tidak ada atau memperkecil adanya tantangan yang menimblkan kericuhan pada
anggota staf maka pemimpin hendaknya mengikut sertakan mereka dalam merumuskan
policy, dan merencanakan prosedur pelaksanaan pekerjaan mereka. Keterlibatan
mereka dalam hal-hal diatas akan mendorong mereka merasa menanamkan andil dalam
perencanaan, dan merasa bertanggung jawab untuk mengamankan dan
melaksanakannya. Hal ini perlu diperhatikan, karena sudah menjadi kebutuhan
manusia bahwa setiap manusia ingin mewujudkan dirinya(self realization).
5.
Relativitas
nilai-nilai.
Pengertian
relativitas ini adalah suatu kondisi atau keadaan yang selalu berhubungan
dengan faktor-faktor lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen, nilai-nilai
yang ada pada suatu prinsip tergantug atau ada hubungan dengan nilai-nilai yang
ada dilingkungan kerja, termasuk nilai-nilai yang ada dalam prinsip lain.
Karena itu tidak dibenarkan dalam suatu keputusan yang mengakibatkan konflik
antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain. Seiring
timbul pertentangan walaupun sudah dipertimbangkan secara matang, tapi ternyata
bahwa dalam pelaksanaannya menimbulkan konplik . hal ini disebabkan karena
berambisi atau berkeinginan melaksanakan sesuatu dengan selengkap mungkin.
Karena itu suatu pelaksanaan hendaknya berdasarkan pada suatu kondisi yang ada
dan jangan memaksakan suatu keinginan supaya cepat selesai, yang kelak dalam
pelaksanaannya bertentangan dengan “policy” umum.
D.
Beberapa Penggolongan
Kegiatan Sekolah
Departemen
pendidikan kebudayaan membagi pengelolaan sekolah sebagai berikut
1. Kegiatan
menyusun proses belajar mengajar;
2. Kegiatan
mengatur kemuridan;
3. Kegiatan
mengatur peralatan pengajaan;
4. Kegiatan
mengatur gedung dan perlengkapan;
5. Kegiatan
mengatur keuangan;
6. Kegiatan
mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
(tim kerja Administrasi Sekolah Dasar,
1981:5).
James M.Lipham dan James A. Hoeh, merumuskan
menjadi lima macam pengelolaan sekolah, yaitu:
1. “instructional program”;
2. “staff personeel”;
3. “student personeel”;
4. Financial and physical resources;
5. ‘school-Community relationship.
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan
Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan
diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah,
yang mencakup :
a. Manajemen Kurikulum.
Pengelolaan kurikulum
merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen
kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk
menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
- Perencanaan;
- Pengorganisasian dan koordinasi;
- Pelaksanaan; dan
- Pengendalian.
b.
Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
2) Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal;
3) Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan; dan
4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif, dan psikomotor.
c. Manajemen
Personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
1) Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling
berharga;
2)
Sumber daya manusia
akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung
tujuan institusional;
3)
Kultur dan suasana
organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
4)
Manajemen personalia di
sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Disamping faktor
ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen
personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di
sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil
sekolah menjadi mutlak diperlukan.
d.
Manajemen keuangan
Sumber keuangan sekolah ada dua macam, yaitu pemerintahan dan non
pemerintahan. Keuangan dari pemerintah yaitu dari uang routine dan uang
pembangunan, sedangkan keuangan dari non pemerintah yaitu dari SPP dan
sumbangan dari orang tua dan masyarakat, baik yang melalui BP3 sekolah, maupun
yang langsung kepada kepala sekolah.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
e.
Manajemen perawatan
preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
f.
Manajemen Kinerja Guru
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan
dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja
(performance management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001)
dalam bukunya Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang
manajemen kinerja guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai : sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai : sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru terutama berkaitan
erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang
berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Manajemen pengelolaan sekolah adalah program kerja yang sangat di
perlukan dalam suatu organisasi sekolah karena di dalam manajemen pengelolaan
tersebut sekolah bisa mengatur segala urusan masalah sekolah, dimana nantinya
dalam mengurus masalah sekolah tersebut itu akan di bagi-bagi kepada setiap
anggota dalam organisasi sekolah tersebut.
Oleh sebab itu manajemen pengelolaan sekolah sangat di perlukan
dalam setiap kegiatan sekolah, karena tanpa adanya manajemen pengelolaan
sekolah, sekolah tersebut tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana
mestinya.
B.
Saran
·
Untuk meningkatkan kinerja personil sekolah
sebaiknya kunjungan antar sekolah sering dilakukan untuk melihat kemajuan dan
perkembangan yang telah dicapai di sekolah masing-masing.
·
Sebaiknya kesejahteraan lahir dan batin
mendapat prioritas dalam melaksanakan tugas pemimpin.
·
Seorang
kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang
merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus
menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.