Senin, 10 November 2014

manajemen sekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Istilah pengelolaan sering diidentikan dengan istilah manajemen. Manajemen pengelolaan adalah suatu kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain dalam mencapai tujuan dan organisasi.
Pengelolaan di artikan sebagai rangkaian pekerjaan atau usaha yang ddi lakukan oleh sekeelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Manajemen pengelolaan sekolah sangatlah penting dalam organizing sekolah, sebab jika dalam sekolah itu tidak ada manajemennya maka sekolah tersebut tidak bisa mengelola sekolah dengan baik.
Suatu sekolah berdiri dengan sukses berdasarkan pengelolaan sekolah itu sendiri, pengelolaan sekolah atau manajeman yang dikelola oleh seorang kepala sekolah, dan staf-staf sekolah adalah kunci utama untuk mewujudkan sekolah yang efektif efesien, terstruktur juga terencana. Hal ini tidaklah mudah karena untuk menjalankan suatu organisasi manajemen sekolah harus memenuhi kriteria tertentu, selain itu juga manajemen bukan hanya untuk dirinci dan ditulis saja namun juga harus dilaksanakan untuk mencapai efesiensi dan efektivitas dalam manajeman, maka segala tindakan harus dilaksanakan berdasarkan perhitungan yang rasional serta memiliki fungsi  yang berkaitan dengan sekolah, agar perencanaan dan pelaksanaan manajemen sekolah berjalan dengan lancar dan wajar, maka proses pelaksanaan hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai pedoman dalam manajemen pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu, dalam sekolah harus memiliki suatu manajemen pengelolaan sekolah yang baik. Agar sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik dalam membuat rencana (planning), organizing, coordinating/koordinasi, controlling/pengawasan, dan staffing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Apa konsep dasar dan pengertian manajemen sekolah?;
2.         apa fungsi dari mamajemen sekolah?;
3.         bagaimana prinsip-prinsip manajemen?;
4.         apa saja penggolongan kegiatan sekolah?.

C.    Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini di susun dengan tujuan untuk  mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      konsep dasar dan pengertian manajemen sekolah;
2.      fungsi-fungsi dasar manajemen sekolah;
3.      prinsip-prinsip manajemen sekolah;
4.      penggolongan kegiatan sekolah.

D.    Kegunaan Makalah
Maklah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini digunakan sebagai pembelajaran dan pemahaman pengelolaan sekolah. Sedangkan secara praktis diharapkan bermanfaat penulis dan pembaca, untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan keilmuan khususnya tentang pengelolaan sekolah.


 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar dan Pengertian Manajeman
Di Indonesia penggunaan istilah manajemen itu dipandang lebih “mentereng” atau “keren’ daripada istilah administrasi ini telah umumdisamakan dengan istilah ketata-usahaan, bahkan lebih sempit lagi yaitu kewajiban membayar sesuatu terhadap suatu kantor tertentu atau untuk keperluan membayar honorarium pada seorang yang telah selesai bertugas dengan istilah yang popular “penyelesaian administrasi”. Hal ini adalah pengaruh dari penggunaan istilah administrasi yang turun temurun dari zaman pemerintahan panjajah Belanda.
Menurut Walter S. Monroe memberi batasan pengertian manajemen sebagai berikut:
Educational administratiton is the direction,control and manajement of all matters pertaining to schoolaffairs, including business administration, since all aspects of school affairs may be considered and carried on for education ends. (Walter S. Monroe, et al.,Encyclopedia of educational Research, 1952:7)
Dari batasan diatas jelas, bahwa  manajemen merupakan bagian dari administrasi, dengan kata lain administrasi lebih luas dari pada manajemen, Dari pengertian diatas dapat dijelaskankan:
a.      direction
Adalah garis kebijaksanaan umum atau pengarahan sebagai pedoman dalam usaha mencapai tujuan yang berpusat pada kegiatan:
1.      pengembangan kurikulum;
2.      supervisi;
3.      penataran-penataran atau “in survice education” bagi para guru yang bertugas disekolah.
b.      control
Merupakan salah satu usaha dalam pelaksanaan dalam rangka meluruskan usaha-usaha penyelenggaraan sekolah yang disertai dengan kegiatan penilaian yang objektif. Fungsi pengawasan ini merupakan jembaatan antara kegiatan “direction” dan “manajement” yang merupakan pengamanan, pemeliharaan dan pengembangan.
1.      Pengamanan bermakna, bahwa garis kebijaksanaan yang sudah ditentukan atas dasar musyawarah hal ini telah terlakasana dengan baik dan tidak ada penyelewengan dari garis kebijaksanaan, serta tidak ada pemborosan tenaga, waktu dan material.
2.      Pemeliharaan, bermakna sebagai proses penyelenggaraan kerjasama antar manusia disekolah itu, tetapi terarah pada efesiensi dan efektivitas.
3.      Pengembangan bermakna hal-hal yang positif, baik ide atau hasil pekerjaan, secara kelompok dikembangkan pada tercapainya tujuan program sekolah yang baik. Disamping itu memperbaiki hal-hal yang kurang baik.
c.       manajement
Istilah ini berasal dari bahasa latin, perancisdan italia, yaitu: manus, mano, manage/menege, meneggiare.
Maneggiare berarti melatih kuda agar kaki kuda itu melangkah dan menari seperti dikehendaki pelatihnya.
Olive sheldon memberi batasan manajemen sebagai berikut : management may be defined as the proces by which the executional of a given purpose is put into operation and supervised.
Pengertian ini lebih menekankan bagaimana pelaksanaan tujuan itu dapat dilaksanakan dan dibina. C.Canby Balderton memberi batasan sebagai berikut: management is stimulating, organizing,  and directing f human effort to utilize efectively materials and facilities to attain and objective.
Batasan ini lebih menekankan pada fungsi-fungsi manajemen melalui perangsangan pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia dalam rangka pemanfaatan fasilitas secara efektif untuk mencapai tujuan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai usaha pimpinan sekolah untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah melalui usaha orang lain, dengan proses dan prosedur, perangsangan, pengorganisasian, penghargaan dan pembinaan pada pelaksanaan dengan pemanfaatan material dan fasilitas.

B.     Fungsi Manajemen Sekolah
Untuk mencapai efesiensi serta efektivitas dalam manajemen, maka segala tindakan dan kegiatan sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan atau perhitungan yang rasional. Fungsi manajeman itu merupakan pemuatan pengarahan mental (pikiran, kemauan dan perasaan) dan tenaga jasmaniah untuk mewujudkan sesuatu sebagai sasaran.
Fungsi-fungsi manajemen antara lain:
1.      perencanaan (planning);
2.      pelaksanaan (execusional);
3.      penilaian (evalution).
(JF. Tahalele dan Soekarto Indrapahrudi, kepemimpinan pendidikan:1975:36)
Sedangkan menurut Henry Fayoln ada lima:
1.      perencanaan;
2.      pengorganisasian;
3.      pemberian perintah;
4.      pengkoordinasian;
5.      pengawasan .
Dalam proses kegiatan pendidikan di sekolah fungsi manajwemen sebagai pedoman untuk setiap langkah pelaksanaan pekerjaan disekolah. Langkah-langkan ii sebagai alat untuk mengatur sumber yang berupa manusia dan non manusia yang ada didalam lingkungan sekolah.
Menurut Prof.J.F. Tahalele, MA. Ada dua unsur dalam kegiatan penyelenggaraan sekolah yaitu:
1.      Human elements (unsur-unsur manusia)
Yaitu anak-anak, orang tua, guru dan para pegawai serta pekerja lainnya, kepada inspekti pengajar atau pendidikan, pekerja pengawas-pengawas pendidikan, kepala perwakilan pendidikan dan kebudayaan, juga para individu lainnya dalam masyarakat.
2.      Material elements (unsur-unsur kebendaan)
a.       Uang, gedung, tanah, perlengkapan, dan alat-alat pengajaran;
b.      Ide-ide, prinsip-prinsip, hukum-hukum, peraturan-peraturan, keinginan-keinginan masyarakat, kebutuhan-kebutuhan lainnya.
(J.F. Tahalele dan Soekarno Indrafachrudin, kepemimpinan pendidikan,1975;38)
Archbald B. Shaw secara ringkas memberi suatu gambaran tentang pengelolaan pendidikan disekolah sebagai berikut:
Manajemen pendidikan disekolah mempertumbhkan kegiatan yang bersifat khusus,yaitu pendidikan dan pengajaran, yang merencanakan, mengorganisisr, dan memimpin sumber-sumber manusia dan barang-barang untuk membantu pelaksanaan agar mampu melaksanakan sittuasi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan sekolah tersebut, disamping itu pila disesuaikan baik dengan kebutuhandan minat siswa, guru-guru maupun dengan warga yang ada dilingkungan masyarakat didaerah tersebut. Halitu merupakan kegiatan yang memberi kemungkinan adanya perubahan yang lebih baik dan menakjubkan, asal ada kesiapan dari para siswa dan didukung dengan keterlibatan guru yang berkemampuan (kompeten) yang memberi pengalaman yang cocok dalam lingkungan sekolah tersebut.
C.    Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan
Agar proses perencanaan dan pelaksanaan administrasi berjalan dengan lancar hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai pedomandalam manajemen pendidikan tersebut.
Harl R. Douglass, A.M.Ph.D merumskan tentang prinsip-prinsip manajement pendidikan sebagai berikut:
1.      Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
Tujuan dari suatu organisasi, merupakan titik akhir yang berkedudukan penting, karena itu tujuan harus disadari dan dihayati oleh para pelaksananya. Hal tersebut harus ditandaskan kepada mereka, karena mereka sering kehilangan arah terhadap tujuan umum, apaabila ia setelah terlibat engan tugasnya. Mereka lupa akan fungsi organisasi, yang sebenarnya hanya sebagai alat atau wadah saja.
Bernard Shaw menyatakan bahwa “one who having lost sigh of his objectives, redoubles his efforts”. Sebagai contoh kadang-kadang kita terlibat pada masalah-masalah kecil dalam mengajarkan suatumata pelajaran, sehingga matapelajaran itu seolah tujuan. Padahal mata pelajaran itu hanya sebagai alat belaka bagi perkembangan individu anak. Karena itu kepala sekolah hendaknya selalu mengadakan pembinaan kepada mereka, agar mereka tidak kehilangan arah.
Karena tujuan itu dijiwaioleh filsafat yang dianut oleh sekolah maka semua perkembangan sekolah itu hendaknya direncanakan dan diabadikan untuk filsafat tersebut. Dengan demikian ada keharmonisan antara dasar dan tujuan, sehingga organisasi dan prosedur ditentukan oleh dasar dan tujuan tersebut. Karena itu pula tentang tujuan operasional kurikuler dan mata pelajaran (intruksional) haruslah dirumuskan dengan seksama agar tidak menyimpang dari tujuan sekolah itu sendiri.
2.      Mengkoordinasi wewenang dan tanggung jawab.
Kalau orang ingin melihat hasil tanggung jawab seseorang teradap pekerjannya, maka ia harus diberi wewenang seseorang terhadap pekerjaannya, makaia harus diberi wewenang dan kesempatan yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam tempat pekerjaannya.
Apabila seseorag ketua bidang studi bertanggung jawab memajukan pengajaran dalam bidangnya, maka ia harus mendapat bantuan dari kepala sekolah dan pengawas,agar tetap berwibawa dihadapan para guru  dalam bidang studi tersebut. Dan apabila ia kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya, maka harus diberi kekuatan dqan kesempatan yang lebih baik, sehingga ia dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik.
3.      Penyesuaian tanggung jawab yang diberikan kepada personil sekolah sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
Tanggung yang diberikan pada seseorang harus sesuai dengan bakat-bakatnya, latihan-latihan yang pernah diperolehnya dan pegalaman yang pernah dialaminya karena itu ada dua aspek yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin sekolah yaitu;
a.       Tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan orang itu.
b.      Pemanfaatan sebaik-baiknya yang ada pada personil.
4.      Pengenalan faktor-faktor psikologis manusia.
Agar pemimpin tidak mengalami kesalahan serius (blumder), maka faktor-faktor manusia ini yang harus dipahami benar-benar. Dalam setiap situasi, kerjasama, setiap individu itu memerlukan adanya kemauman, ambisi, prasangka, dan sebgainya, hal-hal yang peka ini perlu diketahui oleh seorang  pemimpin.
Demikianlah dalam merumuskan “policy” atau prosedur, hendaknya tidak hanya mempertimbangkan pada pengaruh yang tidak langsung yang berupa sikap-sikap dari orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan harus juga mendapat perhatian yang sebaik-baiknya.
Banyak contoh dalam tugas sehari-hari, yang karena sesuatu tindakan yang kurang bijaksana dari pimpinan menjadikan situasi kerjasama rusak sama sekali, seperti pemberian hadiah atau “in centive” pemberian kesempatan dengan seorang yang dengan alasan-alasan yang tidak bisa diterima oleh orang banyak.
Karena itu agar tidak ada atau memperkecil adanya tantangan yang menimblkan kericuhan pada anggota staf maka pemimpin hendaknya mengikut sertakan mereka dalam merumuskan policy, dan merencanakan prosedur pelaksanaan pekerjaan mereka. Keterlibatan mereka dalam hal-hal diatas akan mendorong mereka merasa menanamkan andil dalam perencanaan, dan merasa bertanggung jawab untuk mengamankan dan melaksanakannya. Hal ini perlu diperhatikan, karena sudah menjadi kebutuhan manusia bahwa setiap manusia ingin mewujudkan dirinya(self realization).
5.      Relativitas nilai-nilai.
Pengertian relativitas ini adalah suatu kondisi atau keadaan yang selalu berhubungan dengan faktor-faktor lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen, nilai-nilai yang ada pada suatu prinsip tergantug atau ada hubungan dengan nilai-nilai yang ada dilingkungan kerja, termasuk nilai-nilai yang ada dalam prinsip lain. Karena itu tidak dibenarkan dalam suatu keputusan yang mengakibatkan konflik antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain. Seiring timbul pertentangan walaupun sudah dipertimbangkan secara matang, tapi ternyata bahwa dalam pelaksanaannya menimbulkan konplik . hal ini disebabkan karena berambisi atau berkeinginan melaksanakan sesuatu dengan selengkap mungkin. Karena itu suatu pelaksanaan hendaknya berdasarkan pada suatu kondisi yang ada dan jangan memaksakan suatu keinginan supaya cepat selesai, yang kelak dalam pelaksanaannya bertentangan dengan “policy” umum.

D.    Beberapa Penggolongan Kegiatan Sekolah
Departemen pendidikan kebudayaan membagi pengelolaan sekolah sebagai berikut
1.      Kegiatan menyusun proses belajar mengajar;
2.      Kegiatan mengatur kemuridan;
3.      Kegiatan mengatur peralatan pengajaan;
4.      Kegiatan mengatur gedung dan perlengkapan;
5.      Kegiatan mengatur keuangan;
6.      Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
(tim kerja Administrasi Sekolah Dasar, 1981:5).
James M.Lipham dan James A. Hoeh, merumuskan menjadi lima macam pengelolaan sekolah, yaitu:
1.      “instructional program”;
2.      “staff personeel”;
3.      “student personeel”;
4.      Financial and physical resources;
5.      ‘school-Community relationship.
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
a.       Manajemen Kurikulum.
Pengelolaan kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
  • Perencanaan;
  • Pengorganisasian dan koordinasi;
  • Pelaksanaan; dan
  • Pengendalian.
b.       Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1)      Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
2)      Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
3)      Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
4)      Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.

c.        Manajemen Personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
1)      Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga;
2)      Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
3)      Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
4)      Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
d.      Manajemen keuangan
Sumber keuangan sekolah ada dua macam, yaitu pemerintahan dan non pemerintahan. Keuangan dari pemerintah yaitu dari uang routine dan uang pembangunan, sedangkan keuangan dari non pemerintah yaitu dari SPP dan sumbangan dari orang tua dan masyarakat, baik yang melalui BP3 sekolah, maupun yang langsung kepada kepala sekolah.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
e.       Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
f.       Manajemen Kinerja Guru
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001) dalam bukunya Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen kinerja guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai : sebuah proses
komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Manajemen pengelolaan sekolah adalah program kerja yang sangat di perlukan dalam suatu organisasi sekolah karena di dalam manajemen pengelolaan tersebut sekolah bisa mengatur segala urusan masalah sekolah, dimana nantinya dalam mengurus masalah sekolah tersebut itu akan di bagi-bagi kepada setiap anggota dalam organisasi sekolah tersebut.
Oleh sebab itu manajemen pengelolaan sekolah sangat di perlukan dalam setiap kegiatan sekolah, karena tanpa adanya manajemen pengelolaan sekolah, sekolah tersebut tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

B.     Saran

·         Untuk meningkatkan kinerja personil sekolah sebaiknya kunjungan antar sekolah sering dilakukan untuk melihat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai di sekolah masing-masing.
·         Sebaiknya kesejahteraan lahir dan batin mendapat prioritas dalam melaksanakan tugas pemimpin.
·         Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.