Rabu, 01 Oktober 2014

makalah evaluasi pendidikan dalam islam

EVALUASI PENDIDIKAN DALAM ISLAM
MAKALAH PEND. AGAMA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pend. Agama
 












Kelas: IB
Disusun oleh:
No.
Nama
NPM
1
Sinta Nursari Epandi
132151061
2
Nipa Susanti
132151048
3
Ressa handayani
132151043

PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Evaluasi Pendidikan Dalam Islam pada mata pelajaran Pendidikan Agama. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Tasikmalaya, September 2013

Tim Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………...
B.     Rumusan masalah …………………………………………………………..
C.    Tujuan Penulisan ……………………………………………………………
D.    Kegunaan Makalah ………………………………………………………..
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi Pendidikan dalam Islam ………………………...…
B.     Sasaran dan Objek Evaluasi ………………………………………………
C.    Jenis-Jenis Evaluasi ………………………………………………………..
BAB III          PENUTUPAN
A.    Kesimpulan …………………………………………………………………..
B.     Saran …………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui  apakah  tujuan  yang  dirumuskan  dapat  tercapai? apakah  aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai sasaran? apakah prosedur  kerja yang dilakukan sudah tepat? apakah sumber daya yang dimiliki  sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan? apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik? kesemuanya  itu  membutuhkan proses  evaluasi  untuk  dapat  menjawab secara tepat.
Kedudukan  evaluasi dalam proses  kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama pentingnya, karena  evaluasi  merupakan bagian integral  dari  proses kegiatan secara keseluruhan. Karena itu  secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk  mengetahui tingkat  keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan   serta   menjadi  sumber   informasi  yang   terukur,  hambatan - hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat keputusan.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran
B. Rumusan Masalah:
Didalam pembuatan makalah ini ada permasalah yang akan ditinjau dan dijadikan bahan penerangan dalam makalah ini, yaitu :
1.      Jelaskan pengertian evaluasi pendidikan dalam islam?
2.      Apa sasaran/objek evaluasi?
3.      Sebutkan jenis-jenis evaluasi pendidikan dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisanmakalah ini adalah:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pend. Agama;
2.      Dapat mengetahui evaluasi pengertian, sasaran/objek dan jenis-jenis evaluasi dalam islam.


E.   Kegunaan Makalah
Makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dalam mengetahui evaluasi pemdidikan dalam islam.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi Pendidikan dalam Islam
1.      Secara Etimologi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Dalam bahasa Indonesia disebutkan Evaluasi berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan.
2.      Secara Terminology
Para ahli mendivinisikan evaluasi sebagai berikut:
a. Menurut Edwind Wandt, evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
b. Menurut M. ChabibThoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
           Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu akrifitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sitematik, berdasarkan atas tujuan yang jelas.
           Jadi Evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian, mingguan, bulanan, catur wulan, akhir tahun dan akhir tahun ajaran.


B.     Sasaran dan Objek Evaluasi
Langkah yang harus ditempuh seorang pendidik dalam mengevaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi sangat penting untuk diketahui supaya memudahkan pendidik dalam menyusun alat-alat evaluasinya. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yaitu:
1.     Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, keterampilan peserta didik sebagai akibat dari proses belajar mengajar;
2.     Segi pengetahuan, artinya penguasaan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar; dan
3.     Segi yang menyangkut proses belajar mengajar yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara obyektif dari guru. Sebab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

C. Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkandalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu :

1.      Evaluasi formatif :
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai anak didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Evaluasi ini dipandang sebagai “ulangan” yangdilakukan pada setiap akhir penyajian satuanpelajaran atau modul. Tujuannya adalah untukmemperoleh umpan balik yang mirip denganevaluasi diagnostik (penjelasannya akan dijelaskanselanjutnya) yakni mendiagnosis (mengetahuipenyakit/kesulitan) belajar siswa. Hasil diagnosiskesulitan belajar tersebut digunakan sebagaibahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidial(perbaikan). (Muhibbinsyah, 2000: 200). Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa manusia dalam hal ini peserta didik mempunyai banyak kelemahan (QS.4: 28) :
Diciptakan manusia dalam keadaan lemah.”
Danpada mulanya tidak mengetahui apa-apa (QS. 16 :78):
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibukamu sedangkan kamu tidak mengetahui apa-apa.”
Sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikaptidak akan lebih abadi bila pengetahuan,keterampilan dan sikap itu tidak dibiasakan. Untukitu Allah Swt meganjurkan agar manusiaberkonsentrasi pada suatu informasi yang didalamisampai tuntas, mulai proses pencarian (belajar-mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian.Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, iadapat beralih pada informasi yang lain . Dalammelaksanakan evaluasi formatif, seorang pendidikperlu memperhatikan beberapa aspek evaluasi jenis ini, yaitu :a.Aspek fungsi, yaitu untuk memperbaiki prosesbelajar mengarah ke arah yang lebih baik danefisien.b.Aspek tujuan, yaitu mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik tentang bahanpendidikan yang diajarkan dalam satu programsatuan satuan pelajaran serta sesuai atautidaknya dengan tujuan.c.Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuiaspek-aspek yang dinilai pada penilaianformatif, meliputi, tingkat pengetahuan pesertadidik , keterampilan dan sikapnya ketika dansetelah proses pembelajaran dilaksanakan.

2.      Evaluasi Sumatif. 
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasilbelajar peserta didik setelah mengikuti pelajarandalam satu catur wulan, satu semester atau akhirtahun untuk menentukan jenjang pendidikanberikutnya. Evaluasi sumatif ini dapat dianggapsebagai “ ulangan umum” yang dilakukan untukmengukur kinerja akademik atau prestasi belajarsiswa pada akhir periode pelaksanaan programpengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan padasetiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenaikinerja akademik siswa dan bahan penentu naiktidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.  
(Muhibbinsyah, 2003 : 200-2001). Asumsi evaluasiini adalah bahwa segala sesuatu termasuk pesertadidik diciptakan mengikuti hukum bertahap. Setiaptahap memiliki satu tujuan dan karakteristiktertentu.(Ramayulis, 2003 : 242). Satu tahapanyang harus diselesaikan terlebih dahulu untukkemudian beralih ke tahapan yang lebih baik. (QS.84 : 19) :
 “Sesungguhnya kamu akan melalui tingkat (tahap)demi tahap dalam kehidupan.” 
Dalam melaksanakan evaluasi sumatif, seorangpendidik perlu memperhatikan beberapa aspekevaluasi jenis ini yaitu :
a.       Aspek fungsi, yaitu untuk menentukan angkaatau nilai peserta didik setelah mengikuti programbahan pelajaran dalam satu catur wulan atausemester.
b.      Aspek tujuan, yaitu mengetahui taraf hasilbelajar yang dicapai oleh peserta didik setelahmenyelesaikan program bahan pelajaran dalamcatur wulan, semester, akhir tahun atau akhirprogram pelajaran pada suatu unit pendidikan
 tertentu.
c.       Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuiaspek-aspek yang dinilai atas kemajuan hasilpelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan,sikap dan penguasaan peserta didik tentang materiyang diberikan. (Harahap, tt : 26).
d.      Waktu pelaksanaan, yaitu untuk mengetahuikapan sebaiknya penilaian dilaksanakan, apakahsebelum, ketika proses belajar berlangsung atauakhir proses pembelajaran.

3.   Evaluasi Penempatan (Placement)
     Yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum peserta didikmengikuti proses belajar mengajar untukkepentingan penempatan pada jurusan ataufakultas yang diingini. Asumsi yang mendasarievaluasi ini bahwa setiap manusia dalam hal inipeserta didik memiliki perbedaan-perbedaan danpotensi khusus. Perbedaan ini kadang-kadangmerupakan kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus ditempatkansebagaimana seharusnya, sehingga kelebihanindividu dapat berkembang dan kelemahannyadapat diperbaiki. Firman Allah dalam surat al-Isra’
 “ Tiap-tiap orang berbuat berbuat menurut keadaannya masing-masing.” 
 Dalam melaksanakan evaluasi placement, seorang pendidik perlu memperhatikan beberapaaspek evaluasi jenis ini, yaitu :
a.       Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui potensi,kecenderungan kemampuan peserta didik dankeadaan pribadinya agar dapat ditempatkan padaposisinya. Umpamanya, anak yang berbadan kecil jangan ditempatkan di paling belakang, tetapisebaiknya di depan agar ia tidak mengalamikesulitan mengikuti proses pembelajaran. Begitupula kasus penempatan jurusan tertentu. DiMadrasah Aliyah, umpamanya, peserta didik yangberbakat Ilmu Pasti jangan ditempatkan pada jurusan Bahasa, sebab akan mengalami hambatandalam menerima pelajaran lebih lanjut. Banyak lagimasalah-masalah lain yang harus diperhatikandalam penempatan peserta didik.
b.       Aspek tujuan, yaitu menempatkan peserta didikpada tempat yang sebenarnya berdasarkan bakat,minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan diri anak sehingga anak tidak mengalamihambatan dalam mengikuti pelajaran atau setiapprogram/bahan yang disajikan pendidik. (Harahap,tt : 6).
c.       Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuikeadaan fisik dan psikis, bakat, minat,kemampuan, pengetahuan, pengalaman,keterampilan, sikap dan aspek-aspek lain yangdianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anakselanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat jugadilakukan setelah anak mengikuti pelajaran selamasatu catur wulan, satu semester, atau satu tahunsesuai dengan tujuan lembaga pendidikan yangbersangkutan.d. Aspek waktu pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan sebaiknya dilaksanakanpenilaian penempatan ( placement ), apakah sebelum anak mengikuti proses pembelajaran atausetelah mengikuti pendidikan di suatu tingkatpendidikan tertentu.

4.      Evaluasi Diagnostik,
Yaitu evaluasi yangdilakukan terhadap hasil penganalisaan tentangkeadaan belajar peserta didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalamsituasi belajar mengajar. Asumsi yang mendasarievaluasi ini adalah bahwa pengalaman pahit masalalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki masadepan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajarantidak terlepas dari kesulitan dan hambatan yangdihadapi, maka ia akan memperoleh kemudahandalam kegiatan berikutnya. Menurut Muhibbinsyah(2003 : 200), evaluasi ini dilakukan setelahpenyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuanmengidentifikasi bagian-bagian tertentu yangbelum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis inidititikberatkan pada bahasan tertentu yangdipandang telah membuat siswa mendapatkankesulitan. Dalam Islam, banyak Firman Allah yangmengisyaratkan asumsi ini, seperti peringatan Allah dalam kisah-kisah kaum terdahulu yang hancur dikarenakan membuat kesulitan dan tidak mampu menyelesaikan kesulitannya (QS. Al-Hasyr :18)
“ Dan hendaknya setiap diri memperhatikan (mengevaluasi) apa yang telah diperbuat untuk hari esok.” 
Dalam melaksanakan penilaian diagnostik,seorang pendidik perlu memperhatikan beberapaaspek evaluasi jenis ini yaitu :
a.       Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang menganggu peserta didik yangdapat mempersulit dan menghambat prosespembelajaran, baik dalam satu bidang studitertentu atau keseluruhan bidang studi. Setelahmengetahui penyebab kesulitan terjadi, laludiformulasikan usaha pemecahannya.
b.      Aspek tujuan, yaitu membantu kesulitan ataumengatasi hambatan yang dialami peserta didikwaktu mengikuti kegiatan belajar pada satu matapelajaran atau keseluruhan program pengajaran.
c.        Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahui hasilbelajar yang diperoleh peserta didik, latar belakangkehidupannya dan semua aspek yang menyangkutkegiatan belajar.d. Aspek waktu pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan diperlukan pembinaan yangtepat dalam rangka meningkatkan mutupengetahuan peserta didiknya.Menurut Muzayyin, meskipun dalam sumber ilmu pendidikan Islam klasifikasi jenis penilaian diatas tidak ditemukan secara eksplisit, namundalam praktek dapat diketahui bahwa padaprinsipnya jenis penilaian tersebut seringkaliditemukan. (Muzayyin, 1991 : 246). Disamping itudalam pendidikan
Islam seorang pendidik bisa sajamengadopsi hal-hal yang positif yang datang dariluar untuk diterapkan pula dalam pendidikan Islamselama yang diadopsi tersebut tidak bertentangandengan prinsip kependidikan dalam Islam.

5. Evaluasi Prasyarat.
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasipenguasaan siswa atas materi lama yangmendasari materi baru yang akan diajarkan.Contoh, evaluasi penguasaan penjumlahanbilangan sebelum memulai pelajaran perkalianbilangan, karena penjumlahan merupakanprasyarat atau dasar pekalian.
6. Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebutEBTANAS bahkan sekarang diganti menjadi Ujian
Nasional (UN) pada prinsipnya sama denganevaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentukenaikan status siswa. Namun UAN yangdiberlakukan mulai tahun 2002 itu dirancang untuksiswa yang telah menduduki kelas tertinggi padasatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah menengahyakni SMA dan sebagainya.








BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Ø Evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu.
Ø  Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yaitu:
1.        Segi tingkah laku
2.      Segi pengetahuan
3.      Segi yang menyangkut proses belajar mengajar
Ø  Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkandalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu : Evaluasi pormatif, Evaluasi Sumatif, Evaluasi Penempatan (placement), Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Prasyarat dan Ujian Akhir Nasional.

B.   Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.






DAFTAR PUSTAKA

3.        https://www.google.com/search?q=contoh+makalah+evaluasi+pendidikan+dalam+islam&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb












Tidak ada komentar:

Posting Komentar