EVALUASI
PENDIDIKAN DALAM ISLAM
MAKALAH PEND. AGAMA
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Pend. Agama
Kelas: IB
Disusun oleh:
No.
|
Nama
|
NPM
|
1
|
Sinta
Nursari Epandi
|
132151061
|
2
|
Nipa
Susanti
|
132151048
|
3
|
Ressa
handayani
|
132151043
|
PROGRAM
STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Evaluasi
Pendidikan Dalam Islam pada mata pelajaran Pendidikan Agama. Adapun makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama.
Makalah ini telah dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Tasikmalaya, September
2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
……………………………………………………………...
B.
Rumusan masalah
…………………………………………………………..
C.
Tujuan Penulisan
……………………………………………………………
D. Kegunaan Makalah ………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Pendidikan dalam
Islam ………………………...…
B. Sasaran dan Objek Evaluasi ………………………………………………
C. Jenis-Jenis Evaluasi ………………………………………………………..
BAB III PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
…………………………………………………………………..
B.
Saran …………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah tujuan
yang
dirumuskan
dapat
tercapai? apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai
sasaran? apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat? apakah
sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal
untuk mencapai tujuan? apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik? kesemuanya itu membutuhkan proses evaluasi untuk dapat
menjawab
secara tepat.
Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan
yang sama pentingnya, karena evaluasi
merupakan bagian integral dari
proses kegiatan secara
keseluruhan. Karena itu secara
sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang
dilakukan serta menjadi sumber informasi yang terukur, hambatan - hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan yang
telah dirumuskan.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan
komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan
evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program
secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi
adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat keputusan.
Pendidikan Islam merupakan
pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum
dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam
praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu
komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis
dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan
dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran
B. Rumusan Masalah:
Didalam
pembuatan makalah ini ada permasalah yang akan ditinjau dan dijadikan bahan
penerangan dalam makalah ini, yaitu :
1. Jelaskan
pengertian evaluasi pendidikan dalam islam?
2. Apa
sasaran/objek evaluasi?
3. Sebutkan
jenis-jenis evaluasi pendidikan dalam islam?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisanmakalah ini adalah:
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pend. Agama;
2. Dapat
mengetahui evaluasi pengertian, sasaran/objek dan jenis-jenis evaluasi dalam
islam.
E. Kegunaan Makalah
Makalah ini
dapat berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca dalam mengetahui evaluasi pemdidikan dalam
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan dalam Islam
1.
Secara Etimologi
Secara
harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti
penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan,
yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir
dari proses kegiatan. Dalam bahasa Indonesia disebutkan Evaluasi berarti
penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan.
2.
Secara
Terminology
Para ahli mendivinisikan evaluasi
sebagai berikut:
a. Menurut Edwind Wandt, evaluasi mengandung pengertian:
suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
b. Menurut M. ChabibThoha, evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan
demikian evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu akrifitas secara spontan dan
incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara
terencana, sitematik, berdasarkan atas tujuan yang jelas.
Jadi
Evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang
terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai
oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian,
mingguan, bulanan, catur wulan, akhir tahun dan akhir tahun ajaran.
B.
Sasaran dan Objek Evaluasi
Langkah yang harus ditempuh seorang pendidik dalam
mengevaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut.
Sasaran evaluasi sangat penting untuk diketahui supaya memudahkan pendidik
dalam menyusun alat-alat evaluasinya. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok
evaluasi, yaitu:
1. Segi tingkah laku, artinya segi-segi
yang menyangkut sikap, minat, perhatian, keterampilan peserta didik sebagai
akibat dari proses belajar mengajar;
2. Segi pengetahuan, artinya penguasaan
pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar; dan
3. Segi yang menyangkut proses belajar
mengajar yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara
obyektif dari guru. Sebab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan
baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
C. Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkandalam pendidikan
Islam ada beberapa macam yaitu :
1.
Evaluasi formatif :
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai anak didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran
pada suatu bidang studi tertentu. Evaluasi ini dipandang sebagai “ulangan”
yangdilakukan pada setiap akhir penyajian satuanpelajaran atau modul. Tujuannya
adalah untukmemperoleh umpan balik yang mirip denganevaluasi diagnostik
(penjelasannya akan dijelaskanselanjutnya) yakni mendiagnosis
(mengetahuipenyakit/kesulitan) belajar siswa. Hasil diagnosiskesulitan belajar
tersebut digunakan sebagaibahan pertimbangan rekayasa pengajaran
remidial(perbaikan). (Muhibbinsyah, 2000: 200). Asumsi yang mendasari evaluasi
ini adalah bahwa manusia dalam hal ini peserta didik mempunyai banyak kelemahan
(QS.4: 28) :
Diciptakan
manusia dalam keadaan lemah.”
Danpada
mulanya tidak mengetahui apa-apa (QS. 16 :78):
“
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibukamu sedangkan kamu tidak
mengetahui apa-apa.”
Sehingga
pengetahuan, keterampilan dan sikaptidak akan lebih abadi bila
pengetahuan,keterampilan dan sikap itu tidak dibiasakan. Untukitu Allah Swt
meganjurkan agar manusiaberkonsentrasi pada suatu informasi yang didalamisampai
tuntas, mulai proses pencarian (belajar-mengajar) sampai pada tahap
pengevaluasian.Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, iadapat beralih
pada informasi yang lain . Dalammelaksanakan evaluasi formatif, seorang
pendidikperlu memperhatikan beberapa aspek evaluasi jenis ini, yaitu
:a.Aspek fungsi, yaitu untuk memperbaiki prosesbelajar mengarah ke arah yang
lebih baik danefisien.b.Aspek tujuan, yaitu mengetahui sampai dimana penguasaan
peserta didik tentang bahanpendidikan yang diajarkan dalam satu programsatuan
satuan pelajaran serta sesuai atautidaknya dengan tujuan.c.Aspek yang dinilai,
yaitu untuk mengetahuiaspek-aspek yang dinilai pada penilaianformatif,
meliputi, tingkat pengetahuan pesertadidik , keterampilan dan sikapnya ketika
dansetelah proses pembelajaran dilaksanakan.
2.
Evaluasi Sumatif.
Yaitu evaluasi yang dilakukan
terhadap hasilbelajar peserta didik setelah mengikuti pelajarandalam satu catur
wulan, satu semester atau akhirtahun untuk menentukan jenjang
pendidikanberikutnya. Evaluasi sumatif ini dapat dianggapsebagai “ ulangan
umum” yang dilakukan untukmengukur kinerja akademik atau prestasi belajarsiswa
pada akhir periode pelaksanaan programpengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan
padasetiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan
laporan resmi mengenaikinerja akademik siswa dan bahan penentu naiktidaknya
siswa ke kelas yang lebih tinggi.
(Muhibbinsyah,
2003 : 200-2001). Asumsi evaluasiini adalah bahwa segala sesuatu termasuk
pesertadidik diciptakan mengikuti hukum bertahap. Setiaptahap memiliki satu
tujuan dan karakteristiktertentu.(Ramayulis, 2003 : 242). Satu tahapanyang
harus diselesaikan terlebih dahulu untukkemudian beralih ke tahapan yang lebih
baik. (QS.84 : 19) :
“Sesungguhnya kamu akan melalui tingkat
(tahap)demi tahap dalam kehidupan.”
Dalam
melaksanakan evaluasi sumatif, seorangpendidik perlu memperhatikan beberapa
aspekevaluasi jenis ini yaitu :
a. Aspek fungsi, yaitu untuk menentukan
angkaatau nilai peserta didik setelah mengikuti programbahan pelajaran dalam
satu catur wulan atausemester.
b.
Aspek tujuan, yaitu mengetahui taraf hasilbelajar yang
dicapai oleh peserta didik setelahmenyelesaikan program bahan pelajaran
dalamcatur wulan, semester, akhir tahun atau akhirprogram pelajaran pada suatu
unit pendidikan
tertentu.
c. Aspek yang dinilai, yaitu untuk
mengetahuiaspek-aspek yang dinilai atas kemajuan hasilpelajaran meliputi
pengetahuan, keterampilan,sikap dan penguasaan peserta didik tentang materiyang
diberikan. (Harahap, tt : 26).
d. Waktu pelaksanaan, yaitu untuk
mengetahuikapan sebaiknya penilaian dilaksanakan, apakahsebelum, ketika proses
belajar berlangsung atauakhir proses pembelajaran.
3. Evaluasi Penempatan (Placement)
Yaitu evaluasi
yang dilakukan sebelum peserta didikmengikuti proses belajar mengajar
untukkepentingan penempatan pada jurusan ataufakultas yang diingini. Asumsi
yang mendasarievaluasi ini bahwa setiap manusia dalam hal inipeserta didik
memiliki perbedaan-perbedaan danpotensi khusus. Perbedaan ini
kadang-kadangmerupakan kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus
ditempatkansebagaimana seharusnya, sehingga kelebihanindividu dapat berkembang
dan kelemahannyadapat diperbaiki. Firman Allah dalam surat al-Isra’
“ Tiap-tiap orang
berbuat berbuat menurut keadaannya masing-masing.”
Dalam melaksanakan evaluasi placement, seorang
pendidik perlu memperhatikan beberapaaspek evaluasi jenis ini, yaitu :
a.
Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui potensi,kecenderungan
kemampuan peserta didik dankeadaan pribadinya agar dapat ditempatkan
padaposisinya. Umpamanya, anak yang berbadan kecil jangan ditempatkan di
paling belakang, tetapisebaiknya di depan agar ia tidak mengalamikesulitan
mengikuti proses pembelajaran. Begitupula kasus penempatan jurusan tertentu.
DiMadrasah Aliyah, umpamanya, peserta didik yangberbakat Ilmu Pasti jangan
ditempatkan pada jurusan Bahasa, sebab akan mengalami hambatandalam
menerima pelajaran lebih lanjut. Banyak lagimasalah-masalah lain yang harus
diperhatikandalam penempatan peserta didik.
b.
Aspek tujuan, yaitu
menempatkan peserta didikpada tempat yang sebenarnya berdasarkan bakat,minat,
kemampuan, kesanggupan serta keadaan diri anak sehingga anak tidak
mengalamihambatan dalam mengikuti pelajaran atau setiapprogram/bahan yang
disajikan pendidik. (Harahap,tt : 6).
c.
Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuikeadaan fisik dan
psikis, bakat, minat,kemampuan, pengetahuan, pengalaman,keterampilan, sikap dan
aspek-aspek lain yangdianggap perlu bagi kepentingan pendidikan
anakselanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat jugadilakukan setelah anak
mengikuti pelajaran selamasatu catur wulan, satu semester, atau satu
tahunsesuai dengan tujuan lembaga pendidikan yangbersangkutan.d. Aspek waktu
pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan sebaiknya dilaksanakanpenilaian
penempatan ( placement ), apakah sebelum anak mengikuti proses
pembelajaran atausetelah mengikuti pendidikan di suatu tingkatpendidikan
tertentu.
4.
Evaluasi Diagnostik,
Yaitu evaluasi yangdilakukan terhadap
hasil penganalisaan tentangkeadaan belajar peserta didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui
dalamsituasi belajar mengajar. Asumsi yang mendasarievaluasi ini adalah bahwa
pengalaman pahit masalalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki masadepan.
Setiap kegiatan dalam proses pembelajarantidak terlepas dari kesulitan dan
hambatan yangdihadapi, maka ia akan memperoleh kemudahandalam kegiatan
berikutnya. Menurut Muhibbinsyah(2003 : 200), evaluasi ini dilakukan
setelahpenyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuanmengidentifikasi
bagian-bagian tertentu yangbelum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis
inidititikberatkan pada bahasan tertentu yangdipandang telah membuat siswa
mendapatkankesulitan. Dalam Islam, banyak Firman Allah yangmengisyaratkan
asumsi ini, seperti peringatan Allah dalam kisah-kisah kaum terdahulu yang hancur
dikarenakan membuat kesulitan dan tidak mampu menyelesaikan kesulitannya (QS.
Al-Hasyr :18)
“ Dan hendaknya setiap diri
memperhatikan (mengevaluasi) apa yang telah diperbuat untuk hari
esok.”
Dalam
melaksanakan penilaian diagnostik,seorang pendidik perlu memperhatikan
beberapaaspek evaluasi jenis ini yaitu :
a. Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui
masalah-masalah yang menganggu peserta didik yangdapat mempersulit dan
menghambat prosespembelajaran, baik dalam satu bidang studitertentu atau
keseluruhan bidang studi. Setelahmengetahui penyebab kesulitan terjadi,
laludiformulasikan usaha pemecahannya.
b. Aspek tujuan, yaitu membantu
kesulitan ataumengatasi hambatan yang dialami peserta didikwaktu mengikuti
kegiatan belajar pada satu matapelajaran atau keseluruhan program pengajaran.
c.
Aspek yang dinilai,
yaitu untuk mengetahui hasilbelajar yang diperoleh peserta didik, latar
belakangkehidupannya dan semua aspek yang menyangkutkegiatan belajar.d. Aspek
waktu pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan diperlukan pembinaan yangtepat
dalam rangka meningkatkan mutupengetahuan peserta didiknya.Menurut Muzayyin,
meskipun dalam sumber ilmu pendidikan Islam klasifikasi jenis penilaian diatas tidak
ditemukan secara eksplisit, namundalam praktek dapat diketahui bahwa
padaprinsipnya jenis penilaian tersebut seringkaliditemukan. (Muzayyin, 1991 :
246). Disamping itudalam pendidikan
Islam seorang pendidik bisa
sajamengadopsi hal-hal yang positif yang datang dariluar untuk diterapkan pula
dalam pendidikan Islamselama yang diadopsi tersebut tidak bertentangandengan
prinsip kependidikan dalam Islam.
5. Evaluasi Prasyarat.
5. Evaluasi Prasyarat.
Evaluasi jenis ini sangat mirip
dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasipenguasaan siswa atas
materi lama yangmendasari materi baru yang akan diajarkan.Contoh, evaluasi
penguasaan penjumlahanbilangan sebelum memulai pelajaran perkalianbilangan,
karena penjumlahan merupakanprasyarat atau dasar pekalian.
6.
Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebutEBTANAS bahkan
sekarang diganti menjadi Ujian
Nasional
(UN) pada prinsipnya sama denganevaluasi sumatif dalam arti sebagai alat
penentukenaikan status siswa. Namun UAN yangdiberlakukan mulai tahun 2002 itu
dirancang untuksiswa yang telah menduduki kelas tertinggi padasatu jenjang
pendidikan tertentu seperti jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah
menengahyakni SMA dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Evaluasi
Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam
proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa
dalam jangka waktu tertentu.
Ø Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi,
yaitu:
1.
Segi
tingkah laku
2.
Segi pengetahuan
3.
Segi yang menyangkut proses belajar mengajar
Ø Jenis-jenis evaluasi yang dapat
diterapkandalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu : Evaluasi pormatif,
Evaluasi Sumatif, Evaluasi Penempatan (placement), Evaluasi Diagnostik,
Evaluasi Prasyarat dan Ujian Akhir Nasional.
B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok
ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan
tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami
manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal
khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
3. https://www.google.com/search?q=contoh+makalah+evaluasi+pendidikan+dalam+islam&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar